Minggu, 18 April 2010

Bekasi Bagian utara, Kaya Minyak tapi Miskin Kesejahteraan


Kabupaten Bekasi bagian utara adalah wilayah yang hari ini menjadi primadona, karena wilayah ini memiliki potensi yang luar biasa, dari mulai kekayaan alam, kekayan laut, kekayaan potensi investasi sampai pada kekayaan histories, kabupaten Bekasi yang saat ini potensi minyaknya dibawah wilayah kerja pertamina sudah memiliki 3 lapangan minyak yang existing, dari seluruh lapangan yang direncanakan sekitar 7 atau 8 lapangan, dengan jumlah cluster yang mungkin mencapai ratusan cluster, lebih dahsyat lagi hasil kajian potensi yang tertuang dalam peta perminyakan bahwa kabupaten Bekasi memiliki sekitar 121 desa dari 185 desa yang mengandung potensi MIGAS, belum lagi rencana pembangunan kawasan Teluk Jakarta II yang membentang dari cilincing sampai ke muara gembong, yang akan menggusur sekitar 13 desa diwilayah itu, belum lagi pelabuhan international yang akan segera dibangun, namun hal tersebut tidak dengan serta merta memberikan damopak poasitif bagi peningkatan kesejahteraan hidup dan kehidupan masyarakatnya, amgka kemiskinan masih menempati ranking teratas dibanding dengan wilayah lain dikabupaten Bekasi, angka putus sekolah yang masih sangat tinggi, angka kematian bayi juga tinggi, jumlah sekolah yang sangat minim, dan jumlah PUSKESMAS yang sangat terbatas serta tidak ada sama sekali Rumah Sakit.

Hal tersebut tentu saja tentu saja sangat bertolak belakang dengan kekayaan wilayahnya dan menjadi sangat ironis, belum lagi persoalan penataan ruang yang salah, sehingga daerah ini kerap kali menjadi daerah yang menjadi bulan - bulanan banjir dan limbah industri, karena penempatan kawasan industri yang berada di hulu dan masyarakat utara (hilir) yang masih bertahan dengan pertanian, sehingga kegagalan panen menjadi sangat rutin mereka alami.

Kabupaten Bekasi bagian utara tidak hanya memiliki potensi - potensi kekayaan alam, namun juga memiliki potensi dan kekayaan historis yang luar biasa, dari mulai berdirinya kerajaan Taruma Negara, kerajaan Salaka Negara, sampai pejuang - pejuang dan patriotis Bangsa, hal tersebut diabadikan oleh pujanggawan nasional, Khairil Anwar dalam puisinya " Karawang - Bekasi ".

Pengalaman - pengalaman yang terjadi selama ini akibat dari sebuah perubahan paradigma dan sosial yang terjadi akibat dari pergeseran nilai dan pengembangan pembangunan ternyata tidak juga menjadi sebuah pengalaman berharga bagi pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk menjadikan hal tersebut pelajaran bagaimana mengantisipasi masyarakatnya yang termarginalkan oleh kecangnya arus investasi, perubahan budaya, paradigma hidup, paradigma ekonomi yang terjadi akibat masuknya dunia usaha baik industri maupun property, belum lagi keserakahan pengusaha yang hanya berpikir untung,  sehingga keinginan untuk mengantisipasi proses kemiskinan akibat hilangnya lahan usaha mereka dan ketidak siapan masyarakat menghadapi perubahan paradigma ekonomi dan sosial sampai hari ini tidak pernah terlaksana bahkan mungkin tidak pernah terniatkan.

Keinginan Masyarakat Bekasi bagian utara untuk memekarkan wilayah sangatlah logis, karena mengingat potensi - potensi yang mereka miliki begitu besar, namun mereka miskin dari pensejahteraan, baik oleh pemerintah maupun dunia usaha, sehingga pemekaran wilayah menjadi kajian yang paling strategis bagi mereka untuk membangun sendiri kesejahteraannya dengan apa mereka miliki, namun lagi - lagi usaha mereka tidak mendapat tanggapan serius dari pemerintah daerah kabupaten Bekasi, bahkan cenderung diabaikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Recent post

EKONOMI (3) GAYA HIDUP (7) HUKUM (12) POLITIK (1) REALITAS (8) SOSIAL (5) WAJAH (5)
Powered by  MyPagerank.Net

monitor

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
SEO Stats powered by MyPagerank.Net