Kamis, 02 September 2010

Politisi "Angkot"

Ini mungkin hanya sebuah perumpamaan, namun apabila kita melihat lebih jauh bagaimana kondisi angkutan perkotaan (angkot) saat ini, kondisinya nyaris sama, sejak terjadinya reformasi, perseteruan antara elite dan tokoh politik negeri ini seakan tidak kunjung reda, begitupun dengan persoalan yang dihadapi bangsa ini, adu argumentasi dan konsep diantara mereka tidaklah menjadi solusi bagi penyelesaian persoalan yang dihadapi bangsa ini, suksesi dan pergantian kepemimpinan juga pun tidak juga mampu menghadapi persoalan bangsa dan negara ini, karena suksesi hanya menyelesaika persoalan politik sebuah golongan.

Kondisi perseteruan para elite ini bisa kita umpamakan seperti kondisi angkot didaerah perkotaan saat ini, mari kita liat sejenak bagaimana angkot berseteru ditempat-tempat umum yang ramai pengunjung, seperti terminal, stasiun , mall dan lain-lain, apabila ada satu angkot didepannya yang berhenti untuk mencari penumpang, maka angkot yang ada dibelakangnya dengan begitu rewel dan berisik mengusik siangkot yang ada berhenti tadi, apakah itu karena siangkot yang berhenti didepan itu salah ?, jawabnya “mungkin”, karena dia telah membuat macet jalan itu, tapi yang sesungguhnya terjadi dan diinginkan oleh angkot yang dibelakangnya bukan karena, melainkan karena dia ingin menggantikan posisi angkot yang didepannya untuk ngetem dan cari penumpang juga agar tidak kehabisan.

Dalam pandangan saya kondisi ini nyaris mirip dengan apa yang terjadi pada para politisi kita, semua orang bicara, semua orang menyalahkan, semua orang menghujat pemimpin yang ada sekarang, apakah karena yang memimpin itu salah, lagi-lagi jawabnya “mungkin” karena sampai hari ini belum bisa mengatasi banyak masalah sesungguhnya bukan itu, namun karena yang memimpin bukan dari golongan sipolitisi yang berisik tadi.

Apa yang terjadi pada Bangsa ini sungguh sangat menyedihkan, karena perseteruan yang terjadi diantara mereka bukan untuk solusi dari sebuah penyelesaian bagi persoalan yang dihadapi bangsa dan negara ini, bagi rakyat negri ini, tapi lebih kepada ambisi kekuasaan sebuah golongan dan kelompok politik.

Sebagai anak bangsa, saya juga tentu merasa sangat miris dengan kondisi ini, karena perbedaan yang terjadi tidak mengacu kepada sunnah Nabi Muhammad SAW, yang meniginginkan perbedaan diantara Ummatnya haruslah menjadi Rahmat ( “ikhtilaafu ummatii rahmatun” ), menjadi khazanah atau pengayaan bagi pengetahuan, namun yang terjadi, perseteruan diantara mereka lebih kepada perpecahan.

Rabu, 16 Juni 2010

Yahudi dan Nasrhoni adalah Sistem kehidupan


"Walan tardhoo ‘ankal yahuudu walan nashoroo hattaa tattabi’a millatahum……"

Bila kita melihat fenomena dan perkembangan yang terjadi belakangan ini tentang cerita-cerita israel dan palestine, tentu kita akan teringat dengan sebuah bangsa yang disebut bangsa yahudi, bangsa dimana masyarakatnya dikabarkan menjadi penguasa diberbagai bidang kehidupan hampir diseluruh dunia ini.

Perseteruan Israel dan palestine telah mengundang banyak reaksi dari berbagai kalangan, dari berbagai negara dan juga berbagi bangsa, namun kekukuhan yahudi untuk terus menguasai wilayah-wilayah palestine tidak pernah surut, meski hampir seluruh belahan bumi ini mengutuknya.

Fenomena kehidupan yahudi menjadi sangat menarik untuk disimak, karena bangsa dan negara ini adalah bangsa yang disebut sebagian orang arogan, namun itulah yahudi, bangsa yang oleh Allah mempunyai sebuah crita menarik dalam Alqur’an.

Seperti ayat yang saya kutip diatas, bahwa bangsa yahudi dan nasrhoni adalah bangsa yang tidak akan selesai melakukan pergerakan untuk mengajak kaum muslimin masuk kedalam millat ( ajaran, tata cara hidup, gaya berpikir dll ) mereka.

Pada kesempata ini saya ingin bertutur cerita tentang upaya-upaya dan progress yahudi dan nasrhoni dalam melaksanakan propagandanya sesuai yang disebut dalam ayat alqur’an diatas, bagaimana juga yahudi telah masuk kedalam sistem kehidupan kita yang paling mendasar :

  1. Yahudi dan Nasrhoni adalah adalah acuan bagi sistem kehidupan dunia ; dunia kerja yang berlaku diseluruh dunia ini mengatakan kepada kita akan sistem manajmen dan pola prilaku yahudi, dalam hadits nabi, rasulullah saw mengatakan, bayarlah upah mereka sebelum keringat mereka mengering, pada kehidupan nyata yang hari ini kita alami dan jalani sistem pengupahan yang berlaku adalah sistem bulanan, sementara apabila kita ingin mengaplikasikan hadits nabi, itu berarti kita harus kembali kepada sistem pengupahan harian, sementara sistem upah harian adalah sistem bagi pekerja lepas (freeland), namun nyaris seluruh masyarakat dunia mendambakan dunia kerja non freeland atau bukan buruh lepas, bahkan di Indonesia kita melihat bagaimana masyarakat kita rela melakukan aksi unjuk rasa agar mereka bisa diterima sebagai karyawan tetap atau bukan buruh lepas.
  2. Yahudi dan Nasrhoni  adalah gaya hidup ; dalam prilaku hidup dan kehidupan kita sehari hari tanpa kita sadari kita selalu mendambakan untuk segera mengahiri hari efektif dan ingin segera beristirahat yang biasa populer disebut orang dengan bahasa weekend atau liburan, namun tanpa kita sadari, bahwa liburan kerja atau aktivitas kita adalah dihari libur atau hari besar yahudi (sabtu) dan hari libur atau hari besar nasrhoni (minggu), dan bahkan ini kemudian menjadi sistem nasional hampir disetiap negara termasuk indonesia, padahal kalo kita mengacu kepada alqura’an bahwa ummat Islam diharuskan untuk tidak melakukan segala kegiatan atau aktifitas dan perniagaan dihari jum’at yang sama-sama kita kenal dengan sayyidul masuk ayyam, dan ini berarti bahwa kita telah melakukan penghormatan terhadap hari besar yahudi dan nasrhoni.
  3. Yahudi dan Nasrhoni adalah sarana dan prasarana hidup dan kehidupan; dalam prilaku hidup dan kehidupan masyarakat dunia saat ini selalu cenderung selalu mengikuti tren budaya dan teknologi dengan segala perkembangannya, dalam riuh dan hiruk pikuknya hujatan masyarakat dunia, disadari atau tidak bahwa apa yang mereka pergunakan sebagai sarana penunjang kemudahan hidup adalah teknologi dan perangkat yahudi.

Mengacu kepada ayat alqur’an yang saya kutip diatas, bahwa perlahan namun pasti kita telah masuk dalam millat yahudi dan nasrhoni, dekadensi moral dan spiritual telah masuk terlalu dalam, kedalam hidup dan kehidupan kita, terutama menyangkut pada hal-hal yang menjadi primer.

Minggu, 13 Juni 2010

Al- ulamaa warotsatul anbiyaa (ulama pewaris para nabi)

Menyikapi persoalan yang berkembang belakangan ini dikota dan kabupaten Bekasi, terutama yang menyangkut sara, saya ingin coba sedikit mengusulkan warna kepada temen temen sekalian, mungkin bisa jadi bahan pemikiran tentang persoalan yang sedang in dan berkembang dengan demo2 yang dilakukan banyak ormas islam belakangan ini, menyangkut gereja, patung tiga dewi dll, ditambah lagi setelah saya mendengar talkshow diradio dakta, edisi minggu 13 juni 2010, sekilas saya merasa miris bila melihat perkembangan yang terjadi belakangan ini, sebagai muslim saya sepakat bila pemerintah yang berasal dari orang muslim memiliki apresiasi besar bagi pengembangan islam didaerahnya, namun bila melihat hal yang berkembang sekarang, dengan banyaknya ustad dan kiyai yang terlalu bersuara lantang menyalahkan pemerintah terkait dengan berkembangnya umat kristiani diBekasi, kalimat hadits yang saya tampilkan sebagai judul dalam tulisan ini membuat saya semakin bertanya tanya tentang latar belakang yang sedang terjadi, karna buat saya dan dalam pengertian saya yang dho'if ini tentang hadits itu adalah :

Al ulamaa warotsatul anbiyaa (ulama adalah pewaris para nabi )
"Muhammad = yatim piatu, lahir dari keluarga tidak mampu, masa kecilnya ngangon kambing, setelah menjadi nabi dan rosul mampu mengislamkan jazirah arab dan membangun kerajaan muslim yang sampai sekarang masih berdiri, bahkan ajarannya sampai sekarang masih menjadi pedoman bagi sebagian masyarakat hampir diseluruh belahan dunia"

Bila menyimak beberapa isyu yang bergulir menyangkut persoalan sara diBekasi seperti :
1. patung tiga dewi yang diartikulasikan sebagai patung bunda maria, saya berpikir dan menghimbau kepada teman teman untuk lebih jelas dulu mengetahui duduk persoalan patung tersebut, apakah betul itu patung bunda maria atau bukan, karena setau saya patung bunda maria yang biasa digamnbarkan oleh umat kristiani tidak seperti itu, saya khawatir hal ini bisa menjadi titik balik buat umat islam karena kelemahan kita dalam memahami simbol-simbol keagamaan yang ada, dan buat pengusaha/pengembang penempatan patung tiga dewi itu mustinya lebih mengedepankan etika kebersamaan, untuk menghindari terjadinya multi tafsir dan kesalah pahaman, sebaiknya penempatan patung tiga dewi bila memang dialibikan sebagai patung dari para pemilik saham yang memang ketiganya perempuan, sebaiknya dipasang didepankantor pemasaran, selain menghindari gesekan gesekan sosial karena multi dan salah tafsir tadi, juga patung tersebut bisa dijadikan sebagai spirit bagi para karyawan dikantor tersebut dalam bekerja, karena merasa diawasi oleh big boss nya.

2. berdirinya gereja2 dan tempat peribadatan liar (tanpa ijin) diBekasi, sebagai negara hukum, segala sesuatu saya yakin emiliki aturan yang belaku, mungkin menyangkut hal ini saya juga merasa tepat apabila persoalan diajak pemerintah duduk bareng untuk membahasnya.

3. maraknya kristenisasi diBekasi, pada persoalan ini saya ingin sedikit mengkritisi temen temen ustazd, kiyai, persoalan yang muncul belakangan adalah, maraknya umat kristiani yang melakukan kegiatan bagi bagi halwah (sembako dll) dengan tujuan untuk mengajak umat muslim masuk kedalam kristiani, kemudian sebagian tokoh agama melakukan hujatan kepada pemerintah bahwa pemerintah tidak tanggap dengan persoalan ini, saya justru merasa aneh ketika persoalan yang dijadikan isyu, karena sesuai dengan kalimat hadits yang saya jadika judul bahwa ulama adalah pewaris para nabi, yang emnajdi pengertian saya adalah bagaimana nabi muhamad dalam frame yang paling umum dan global seperti saya kutip diatas, artinya bagaimana menjaga umat muslim tetap muslim, bagaimana mempertebal pengetahuan agama dan keimanan seorang muslim adalah tugas para ulama, tidak perlu kita marah dengan kegiatan bagi bagi sembako yang dilakukan oleh umat kristiani, karena ketika para ustazd dan kiyai dapat melakukan tugasnya saya yakin umat tidak akan bergeser dari agama dan keimanannya, atau ketika merasa tersinggung dengan kegiatan itu, lalu kenapa hal yang serupa tidak dilakukan oleh para tokoh agama atau umat muslim lainnya ?, sebagai pewaris nabi, saya yakin para tokoh agama, ustazd, kiyai sangatlah mafhum dengan ajaran islam dan kisi kisinya serta strategi strategi nabi dalam menyebarkan ajaran islam, kenapa juga seorang umat kristiani yang tanpa prediket (pastor atau biara) mampu melakukan kristenisasi, kenapa muslim dengan prediket pewaris nabi tidak mampu melakukan islamisasi, bahkan utuk membendung kristenisasi saja harus mendakwa pemerintah, lalu apa tugas temen temen selama ini ???

semoga ini bisa menjadi bahan renungan, saya tau kalau saya bukan ahli agama, namun sebagai muslim yang ingin hidup damai setelah nabi muhammad deklarasikan futuh mekkah, saya hanya ingin menyumbang pikir saya, saya mohon maaf apabila saya salah dalam memberikan pemahaman tentang ini. namun saya berharap kepada kalian yang merasa lebih tau soal islam, berikan saya pemahaman yang baik baik

terima kasih.
R. Hilaluddin Yusri



Sabtu, 05 Juni 2010

Kabupaten Bekasi dalam perspektif Mythologi dan Filosofi masyarakat jawa

Masyarakat jawa adalah masyarakat yang sangat kental dengan budaya mytos dan filosofis, sejak jaman kerajaan-kerajaan hindu budha sampai masuknya Islam ditanah jawa, bahkan sampai sekarang budaya itu masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di tanah jawa, meskipun sekarang ini sudah banyak masyarakat di jawa yang sudah meninggalkan budaya ini karena mungkin lebih menganggap bahwa mytos dan dan filosofis itu ketinggalan jaman dan terbelakang dan lebih menganggap bahwa logika lebih bisa diandalkan.

Mythologi dan filosofi tidak hanya dijadikan landasan untuk membangun sebuah tatanan hidup oleh masyarakat jawa saja, akan tetapi oleh seluruh masyarakat atau komunitas-komunitas masyarakat indonesia lainnya bahkan hampir diseluruh belahan dunia, mereka meyakini bahwa kehidupan mesti diatur oleh falsafah-falsafah yang bisa dijadikan pegangan pegangan agar kelestarian alam, budaya, seni dan kerukunan tetap terjaga, karena apabila semua orang hidup tanpa falsafah dikhawatirkan akan mengalami perubahan yang tidak terkendali bahkan cenderung menjadi kacau, banyak bangsa kehilangan ati dirinya, banyak bangsa melupakan sejarahnya, dan banyak orang hidup sesuka hatinya.

Keberadaan mythos dan falsafah kerap dijadikan pedoman dalam membangun sebuah tatanan dan komunitas, apakah itu lingkungan, perkampungan sampai sebuah pemerintahan, karena mythologi dan filosofi diharapkan dapat menjadi benteng moral dan sosial dalam sebuah tatanan.

Kabupaten Bekasi adalah sebuah daerah yang juga dulunya dibangun dengan mythologi dan filosofi baik oleh raja-raja pada pemerintahan Taruma negara, atau oleh raja-raja islam seperti sultan agung mataram sampai kepada hadirnya pejuang dan pajlawan nasional dari Bekasi yang juga seorang tokoh Ulama, politisi, ahli strategi perang dan militer yaitu KH. Nur Ali, perkembangan dan kehidupan masyarakat Bekasi semasa hidup beliau cenderung damai dan tertata, kehidupan masyarakat dengan pemerintahnya terlihat harmonis, hubungan kemasyarakatan yang tertuang dalam bingkai culture(budaya) pun terlihat nyaman.

Seiring dengan perkembangan zaman kabuapten Bekasi mulai mengambil era baru; baik dalam pembangunan infra struktur, budaya dan lain-lain, pergeseran budaya (paradigm shift) semakin terlihat, masuknya budaya-budaya yang dibawa oleh para kapitalis yang disebut investor dengan mythos-mythos dan falsafah-falsafah mereka telah banyak merubah tatanan hidup, masyarakat, pola hubungan, dan gaya pemerintahan atau kepemimpinan serta orientasi pembangunannnya.

Kabupaten Bekasi sebagai daerah yang sangat kaya akan potensi; budaya, ekonomi, seni dan keberagaman hidup lainnya saat kondisinya sangat jauh tertinggal dari daerah-daerah lain, apalagi bila dibandingkan dengan saudara mudanya yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dengan potensi kekayaan Industri dan sumber daya alam malah menjadi daerah yang memiliki penduduk miskin begitu banyak dan potensi kerawanan sosial yang begitu besar.

Korelasi dengan Mythos dan Filosofi

Dalam kepercayaan masyarakat jawa, bahwa pusat pemerintahan haruslah berdekatan dengan air, karena air adalah sebagai falsafah kehidupan, apakah itu laut, situ, kali ataupun aliran sungai sehingga diyakini apabila pusat pemerintahan erdekatan dengan  sumber air akan dapat menjadi sugesti bagi pemerintahnya maupun masyarakatnya untuk hidup lebih; damai, sejahtera dan tercukupi, dan itulah salah satu alasan kenapa taruma negara memilih pemerintahan berada dekat dengan laut utara dan membangun kali bekasi sepanjang 47 km.

Kantor pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi pilihan investor yang saat ini ditempati adalah berada pada daerah yang menurut konsultan dari IPB (institut pertanian bogor) adalah daerah yang kadar aernya nol persen (0%) karena derah yang dibawahnya hanya mengandung cadas dan batu karang.
Hal yang kemudian terjadi adalah menjadi sebuah suggesti bagi para pemimpin diBekasi menjadi tidak produktif, masyarakatnya cenderung pemalas dan premanisme tumbuh bak cendawan dimusim hujan, bahkan para pemimpinnya justru malah membangun sebuah komunitas "preman" itu menjadi bagian dari steak holder yang membantu jalannya pemerintahan.

Tersugesti oleh sebuah falsafah yang menurut sebagian orang adalah kuno dan tidak logis, kabupaten Bekasi malah terjebak dalam kekerinagn dan kepanasan secara batin dan pola hubungan, gesekan-gesekan politik menjadi pemandangan sehari-hari, korupsi meraja lela, dan kemiskinan terus meningkat, kehausan secara mythos membuat masyarakat menjadi tidak mensyukuri apa yang mereka miliki, banyak pengusaha rebutan kupon BLT, raskin dll, kekayaan potensi industri dan sumber daya alam tidak menjadikan potensi dan sumber kesejahteraan masyarakat, justru malah menjadi potensi bancakan para pemimpin dan pejabatnya.

Program dan rencana pemerintah kemudian hanya menjadi jargon, karena para pelaku kebijakan tidak dengan ikhlas menjalankan amanah, melainkan selalu emnjadikan program dan rencana itu menjadi potensi yang dapat dimaling, karena selalu merasa haus akan harta dan selalu merasa tidak cukup, sehingga kehidupan masyarakatnya emnjadi bulan-bulanan susah dan miskin.

Sungguh ironi sebenarnya, namun kekuatan akal manusia memiliki titik batas yang sangat tertentu, dan dibalik semua rencana dan kekuatan akal dan pikiran manusia ada kekuatan lain yang mengendalikan hidup dan tatanan kehidupan. keyakinan selalu menjadi suggesti dan kearifan terhadap para leluhur pendiri menjadi sebuah tolok ukur sejauh mana kehebatan sebuah bangsa.

Senin, 24 Mei 2010

Topeng Bekasi ; kaya penonton, tapi miskin penanggap

Topeng Bekasi, adalah seni budaya khas masyarakat Bekasi, seni budaya            ini pulalah yang membedakan anatara budaya Bekasi dengan Jakarta, dikalangan masyarakat kecil topeng telah menjadi icon seni dan budaya yang sangat dikenal, namun seiring waktu berjalan kesenian ini semakin hari semakin tergusur oleh hebohnya dangdut masa kini yang lebih mempertontonkan birahi dan uarat, meskipun pada kenyataannya kesenian masih sangat digemari oleh masyarakat, karena memiliki ciri khas tersendiri dengan banyolan-banyolan segarnya dan alur cerita yang ditampilkan, namun sungguh malang nasib kesenian ini, meskipun masih memiliki begitu banyak penonton dan penggemar namun sangat sedikit orang yang menanggap atau memanggilnya pada event-event seperti hajatan dan pesta-pesta lainnya.
Masuknya dunia hiburan dangdut dengan sajian erotis masa kini semakin memperburuk nasib kelompok kesenian ini,  ditambah lagi dengan minimnya kepedulian pemerintah sebagai pengayom yang seharusnya menjaga dan melestarikan budaya ini sebagai icon seni dan budaya malah ikut larut dengan goyangan heboh dangdut maasa kini, sehingga semakin hari kelompok ini semakin tergusur dan terpinggirkan bahkan banyak dari mereka yang sudah gulung tikar karena tidak mampu bertahan hidup dengan arus budaya baru yang lebih menyegarkan mata.
Topeng Bekasi sebagai Icon seni dan budaya Bekasi harusnya mendapat perhatian lebih dari pemerintah sebagai salah satu kekayaan budaya dan intelektual yang seharusnya ditetapkan sebagai kesenian khas daerah dan diajukan ke pemerintah pusat sebagai kesenian nasional dari daerah Bekasi, namun pada kenyataannya pemerintah daerah sangat minim perhatiannya terhadap kegiatan seni budaya ini.
Topeng Bekasi meskipun masih sangat digemari tapi sangat sedikit orang yang mau menanggap kesenian ini, padahal pada sebagian masyarakat bekasi terutama dibagian utara, kesenian ini masih menjadi primadona untuk ditonton tapi tidak jadi primadona untuk ditanggap, sungguh kasihan nasib kesenian ini.



 

Recent post

EKONOMI (3) GAYA HIDUP (7) HUKUM (12) POLITIK (1) REALITAS (8) SOSIAL (5) WAJAH (5)
Powered by  MyPagerank.Net

monitor

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net
SEO Stats powered by MyPagerank.Net